Sumedang MA –saptu 20 September 2025 , Sebanyak 25 sekolah dasar di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, larut dalam riuh semangat menjaga jati diri budaya melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI). Festival ini bukan sekadar perlombaan, melainkan sebuah panggung yang menyalakan kembali obor kecintaan pada bahasa dan sastra Sunda di tengah derasnya arus globalisasi.
Tercatat ada tujuh cabang lomba yang dipertandingkan, yakni Ngadongeng, Biantara Maca, Ngarang, Sajak, Carpon, Nulis Jeung Maca, serta Borangan Nembang. Setiap kategori menjadi ladang ekspresi bagi tunas-tunas muda untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap bahasa ibu, sekaligus ruang penggemblengan talenta sejak dini.
Ketua Panitia FTBI, Sunarsih, menuturkan bahwa festival ini telah menjadi agenda tahunan yang lahir dari kegelisahan: kian sedikit generasi muda yang akrab dengan bahasa ibu, khususnya Sunda.
“Maka perlu sarana dan media untuk memantik kembali minat generasi muda terhadap bahasa dan sastra Sunda,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Menurutnya, FTBI bukan hanya kompetisi, melainkan strategi kultural. Ia menjadi ruang aktualisasi diri sekaligus benteng pertahanan bahasa Sunda dari ancaman keterpinggiran.
“Festival ini bertujuan untuk menguri-uri, melestarikan, dan mengembangkan Bahasa Sunda di kalangan generasi muda, khususnya siswa SD,” jelas Sunarsih.
Semangat itu selaras dengan slogan yang digaungkan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing.”
Di balik sorak tepuk tangan penonton dan lantunan suara anak-anak yang beradu nembang, terselip harapan besar: agar bahasa Sunda tetap hidup, berdenyut, dan diwariskan sebagai identitas kultural yang tak lekang oleh zaman.
( Edy ms).