Sumedang MA– Senin 22 September 2025, Di tengah derasnya arus zaman yang kian kompetitif, PKBM Tunas Harapan di Kecamatan Ujungjaya hadir bak lentera yang tak pernah padam. Lembaga pendidikan nonformal ini terus menyalakan cahaya pengetahuan bagi mereka yang ingin meraih kesetaraan, menatap masa depan dengan lebih percaya diri.
Dengan jumlah siswa sekitar 100 orang, mayoritas di antaranya mengikuti program Paket C (setara SMA), sementara hanya enam orang menempuh Paket B (setara SMP). Menariknya, sebagian besar siswa PKBM Tunas Harapan justru berusia di atas 24 tahun—mereka yang tidak lagi mendapatkan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Namun semangat belajar tak pernah pudar, meski harus menempuh jalan pendidikan tanpa sokongan subsidi.
“PKBM Tunas Harapan akan selalu memberikan pendidikan terbaik, khususnya bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin menuntut ilmu dan meraih kesetaraan,” ujar Ketua PKBM Tunas Harapan, Sunarsih, penuh keyakinan.
Tak jarang, biaya pendidikan digratiskan bagi siswa yang membutuhkan. Sebab bagi PKBM Tunas Harapan, pendidikan bukan sekadar angka dalam lembar administrasi, melainkan hak yang harus dirasakan oleh setiap insan.
Lebih dari itu, PKBM Tunas Harapan juga dilengkapi dengan fasilitas belajar yang representatif. Gedung yang memadai dengan jumlah ruangan cukup, meja dan kursi yang tertata rapi, hingga media pembelajaran modern membuat suasana belajar terasa nyaman. Para siswa juga didukung dengan ruang teori dan ruang praktik, In Focus, TV/VCD/DVD, komputer, modul mata pelajaran, hingga modul keterampilan. Semua itu menjadi bekal penting agar proses pembelajaran tidak hanya sekadar teori, tetapi juga menyentuh aspek keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Kehadiran PKBM Tunas Harapan sendiri tak lahir begitu saja. Lembaga ini berdiri atas permintaan Pemerintahan Desa Ujungjaya, yang tengah bersiap menjadi kawasan industri baru di Sumedang. Nantinya, tenaga kerja dituntut memiliki ijazah minimal setara SMA sebagai syarat utama memasuki dunia kerja. Dengan adanya PKBM, masyarakat yang sempat terhenti pendidikannya kini memiliki jalan untuk kembali belajar dan mengantongi ijazah kesetaraan.
PKBM merupakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, lembaga pendidikan nonformal yang menjadi wadah pembelajaran masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan potensi diri. Program yang dijalankan pun beragam, mulai dari pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C, kursus keterampilan, hingga pelatihan wirausaha seperti menjahit, membuat jajanan pasar, dan berbagai keterampilan lain yang bisa membuka jalan menuju kemandirian ekonomi.
Dengan peran itu, PKBM Tunas Harapan bukan hanya menjadi ruang belajar, melainkan juga jembatan menuju masa depan. Ia hadir sebagai jawaban bagi mereka yang sempat terhenti dari jalur pendidikan formal, sekaligus sebagai rumah besar untuk menyalakan kembali asa.
Harapan pun menggantung indah di setiap langkah siswa yang menapaki lorong-lorong ilmu di PKBM ini—bahwa di ujung jalan, ada cahaya yang menanti, dan cahaya itu bernama kesempatan.
( Edy ms).