Menyalakan Api Kepahlawanan Lewat Gerakan Kepedulian — Refleksi Hari Pahlawan Ketua BAZNAS Sumedang

Agus Sulanto
0

SUMEDANG MA — Dalam suasana khidmat peringatan Hari Pahlawan 10 November, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sumedang, H. Ayi Subhan Hafas, S.H., M.M, mengajak masyarakat untuk menafsirkan ulang makna kepahlawanan dalam konteks kekinian. Menurutnya, semangat juang para pahlawan tak hanya terpatri di medan pertempuran, tetapi juga hidup dalam denyut kepedulian sosial dan kemanusiaan.

“Zaman boleh berubah, tetapi nilai kepahlawanan tak pernah usang. Kini medan juangnya adalah kemiskinan, kebodohan, dan ketimpangan sosial,” ujarnya dalam refleksi Hari Pahlawan di Sumedang.

H. Ayi Subhan menuturkan, BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat memiliki tanggung jawab moral dan konstitusional untuk menghadirkan keadilan sosial sebagaimana amanat Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menegaskan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.” Dalam semangat itu, zakat bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi manifestasi nyata dari nilai kemanusiaan dan gotong royong yang diwariskan para pahlawan bangsa.

“Ketika seseorang menunaikan zakat, ia sejatinya sedang menyalakan api kepahlawanan di hatinya. Ia berjuang melawan ego, menegakkan keadilan, dan menghidupkan nilai kemerdekaan dalam bentuk paling sederhana, berbagi,” tutur Ayi Subhan.

Ia menyebut, perjuangan menegakkan kesejahteraan umat merupakan bentuk jihad kemanusiaan yang tak kalah mulia dibandingkan perjuangan fisik di masa lalu. Dengan menyalurkan zakat dan infak, masyarakat menjadi bagian dari arus besar perubahan sosial yang berpihak pada yang lemah. 

“Pahlawan masa kini tidak lagi membawa bambu runcing, melainkan kepedulian yang menembus batas kelas dan status,” katanya dengan nada filosofis.

Lebih jauh, ia mengaitkan semangat Hari Pahlawan dengan visi pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, di mana upaya peningkatan kesejahteraan rakyat menjadi prioritas utama penyelenggaraan pemerintahan. 

“BAZNAS adalah mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat berbasis nilai-nilai keislaman,” ujarnya.

Dalam pandangan H. Ayi, kepahlawanan juga menemukan bentuknya dalam tindakan-tindakan kecil yang sering luput dari sorotan. 

“Ada pahlawan yang tidak diarak, tidak dikenal, bahkan tidak disebut namanya. Tapi ia hadir di tengah sunyi, membantu tetangga, menyekolahkan anak yatim, atau menegakkan kejujuran di tempat kerja. Mereka adalah wajah-wajah kepahlawanan yang sesungguhnya,” ungkapnya lembut.

Ia menegaskan, BAZNAS Sumedang terus berkomitmen menyalakan semangat perjuangan melalui berbagai program pemberdayaan mustahik, beasiswa pendidikan, dan bantuan usaha mikro. Semua itu, menurutnya, adalah bentuk nyata dari cita-cita kemerdekaan yang menempatkan kesejahteraan sosial sebagai puncak perjuangan bangsa.

“Semangat Hari Pahlawan seharusnya tidak berhenti di upacara dan tabur bunga, tetapi menjelma menjadi aksi nyata. Setiap rupiah yang kita salurkan untuk kebaikan adalah doa panjang bagi negeri ini,” tutupnya penuh makna.

( Edy ms).
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)