Sumedang,MA Senin 29 Desember 2025 – Dugaan penyalahgunaan dana insentif kader Posyandu mencuat di Kelurahan Kota Kulon, Kabupaten Sumedang. Dana yang seharusnya menjadi hak kader Posyandu di 16 RW tersebut diduga terpakai untuk kepentingan pribadi oleh oknum bendahara kelurahan, sehingga para kader mengaku sudah empat bulan tidak menerima insentif yang biasanya cair setiap bulan.
Kondisi ini memicu keresahan di kalangan kader Posyandu yang selama ini menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak. Keterlambatan pembayaran dinilai bukan sekadar persoalan teknis, melainkan menyangkut hak dan penghargaan atas pengabdian para kader.
“Biasanya tiap bulan insentif kami terima. Tapi ini sudah empat bulan belum ada kejelasan,” ungkap salah satu kader Posyandu.
Persoalan tersebut kemudian dikonfirmasi dan dibahas dalam rapat yang dihadiri perwakilan kader dari masing-masing RW. Dalam rapat itu terungkap bahwa dana insentif kader Posyandu diduga telah digunakan oleh salah satu oknum bendahara (WW) dan yang bersangkutan disebut telah mengakui adanya penggunaan dana tersebut secara pribadi.
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Rosadi, Lurah Kota Kulon, membenarkan adanya penggunaan dana insentif tersebut. Ia menyampaikan bahwa dana tersebut diduga terpakai untuk kepentingan pribadi oleh oknum bendahara kelurahan ( WW).
“Dana tersebut terpakai oleh pribadinya oknum bendahara, dan yang bersangkutan menyatakan sanggup membayar serta menyelesaikannya pada bulan Februari.
Mohon disepakati oleh seluruh kader,” ujar Rosadi dalam pesan WhatsApp.
Meski telah ada janji penyelesaian, para kader Posyandu menegaskan agar persoalan ini tidak berhenti pada komitmen semata. Mereka meminta hak kader segera dibayarkan dan meminta adanya jaminan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Secara hukum, penggunaan dana yang tidak sesuai peruntukannya dapat mengarah pada dugaan penggelapan, sebagaimana diatur dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yaitu perbuatan dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang milik orang lain.
“Nilainya mungkin tidak besar, tapi sangat berarti bagi kami. Ini soal keadilan dan penghargaan,” tegas perwakilan kader,
Para kader Posyandu berharap adanya pembenahan serius dalam tata kelola keuangan di tingkat kelurahan, agar lebih transparan, akuntabel, dan berpihak pada para pelayan kesehatan masyarakat. Mereka menegaskan, kader Posyandu bukan sekadar relawan, melainkan penjaga masa depan generasi bangsa.
Sudah waktunya kader Posyandu dimanusiakan, dengan sistem yang adil, transparan,dan bermartabat.
( Edy ms).