SUMEDANG MA— Di sebuah sudut syahdu di Sumedang, tersembunyi sebuah epik kecil tentang asa yang tak pernah padam. Ini adalah kisah tentang "Fajmiwa", warung sederhana yang ditanam dari benih cinta, dirawat dengan harapan, dan kini mekar kembali berkat uluran tangan penuh berkah.
Nama "Fajmiwa" sendiri adalah sebuah doa. Jalinan nama dari tiga buah hati tercinta sang pemilik: Fajar, Najmi, dan Najwa. Sebuah mantra kasih sayang yang menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi perjalanan warung ini.
Enam belas tahun silam, perjalanannya dimulai dari sepetak etalase di teras rumah sang nenek. Bermodalkan tekad baja dan keyakinan yang menyala, sang pemilik merintis jalan sunyi sebagai pedagang kecil. Selama enam bulan, di tengah segala keterbatasan, kehangatan dan ketulusan pelayanan menjadi modal utamanya. Tak lama berselang, warung itu bergeser ke teras rumahnya sendiri. Dari sanalah, nama Fajmiwa mulai bersemi di hati para tetangga.
Apa yang semula hanya segelintir barang dagangan, perlahan merambat memenuhi ruang tamu yang beralih fungsi menjadi gudang harapan. Fajmiwa tumbuh menjadi denyut ekonomi kecil di kampungnya, bahkan menjadi tempat kulakan bagi warung-warung lain. Pesanan datang dari dekat dan jauh, semua dilayani dengan senyum dan hati yang lapang.
Namun, langit tak selamanya biru. Badai pandemi yang mengguncang dunia pada 2020 dan 2021, turut menerpa pondasi Fajmiwa. Sepi menjelma menjadi tamu tak diundang, barang dagangan membisu di rak, sementara persaingan dari warung dadakan dan lincahnya toko daring membuat napas usaha terasa kian sesak.
Di tengah himpitan itu, sang pemilik tidak memilih rubuh. Ia memilih merapal doa. Di dalam sunyi, ia terus menggenggam sabar dan memohon pada Sang Pemilik Kehidupan agar sebuah pintu keajaiban terbuka.
Dan doa itu pun terjawab.
Hingga pada suatu senja, di antara temaram lampu dan penantian, seorang tamu datang membawa kabar yang meniupkan kembali nyawa: bantuan dari BAZNAS akan memeluk Fajmiwa, membantunya bangkit dari kelumpuhan. Butiran bening haru tak terbendung, dan bibir tak henti melantunkan syukur. Ini bukan sekadar bantuan modal, melainkan suntikan semangat untuk kembali berlari.
Kini, Fajmiwa telah lahir kembali dengan wajah baru: FAJMIWA Zmart. Sebuah warung yang tak hanya bersinar lebih terang, tetapi juga menjadi mercusuar harapan. Sebuah bukti nyata bahwa di setiap kesulitan, Tuhan telah menyiapkan kemudahan. Di ujung terowongan keputusasaan, selalu ada cahaya yang menanti.
Dengan hati yang meluap oleh rasa syukur, sang pemilik menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada BAZNAS, kepada Bupati dan Wakil Bupati Sumedang, serta seluruh jiwa baik yang telah menjadi perpanjangan tangan Tuhan. "Semoga setiap kebaikan yang tercurah, dibalas dengan kesehatan, usia yang berkah, dan kebahagiaan yang tak putus-putus," ucapnya lirih penuh haru.
FAJMIWA Zmart kini bukan lagi sekadar warung. Ia adalah monumen hidup tentang keteguhan hati, kekuatan doa, dan janji bahwa harapan tak akan pernah sia-sia.
"Semoga warung ini terus mekar, menebar berkah bagi keluarga kami dan masyarakat sekitar. Aamiin."
( Edy ms).