SUMEDANG,MA . 21 Agustus 2025, Di sudut Legok Bungur, Kelurahan Pasanggrahan Baru, Kecamatan Sumedang Selatan, berdiri sebuah toko sederhana yang pernah menjadi denyut nadi belanja warga. Namanya Toko Dahlia, sama persis dengan nama sang pemilik yang sejak 2004 lalu merintis usaha ini dengan modal pas-pasan.
Pada masa awal, Toko Dahlia ibarat bunga yang baru mekar di ladang sepi—menjadi satu-satunya tempat belanja kebutuhan sehari-hari. Hampir seluruh warga menggantungkan belanjaannya di sana. Rak-rak sederhana penuh dengan beras, gula, hingga kebutuhan kecil rumah tangga. Kehangatan transaksi dan sapaan ramah ibu Dahlia membuat toko ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Namun, seiring waktu, bunga itu mulai kehilangan sinarnya. Warung-warung baru bermunculan dengan modal lebih besar, tampilan lebih segar, dan barang lebih lengkap. Toko Dahlia yang sederhana kian terpojok. Hingga akhirnya, pada 2024, harapan hampir padam. Barang dagangan tak lagi lengkap, pelanggan beralih, sementara ibu Dahlia yang menua mulai sering sakit. Toko seakan tinggal nama—nyaris gulung tikar.
Tapi, seperti hujan yang turun setelah kemarau panjang, nasib kembali berputar. Baznas Sumedang, berkolaborasi dengan Baznas Pusat, hadir membawa secercah cahaya. Melalui program Zmart, Toko Dahlia mendapat suntikan bantuan sebesar Rp7,5 juta. Tidak dalam bentuk uang tunai, melainkan voucher digital senilai Rp.4 juta untuk belanja barang dagangan lewat aplikasi Aksesmu, ditambah Rp. 3,5 juta yang digunakan mempercantik wajah toko—pengecatan ulang, papan nama baru, dan rak yang lebih tertata.
Hasilnya terasa nyata. Toko yang sempat muram kini kembali berseri. Rak-rak penuh lagi, dari sembako hingga kebutuhan bayi. Cat baru memantulkan semangat baru.
Warga yang dulu sempat pergi, kini satu per satu kembali berbelanja, seolah menemukan kembali "rumah lama" mereka.
Dengan mata berkaca-kaca, ibu Dahlia hanya bisa berucap lirih, “Terima kasih BAZNAS. Cukup Allah SWT yang membalasnya.”
Kini, Toko Dahlia kembali menjadi saksi bahwa setiap bunga yang hampir layu selalu punya kesempatan untuk mekar kembali—asal ada tangan yang dengan tulus menyiraminya.
( Edy ms).