Saat Warung Kecil Saling Berbagi Bahu : Secercah Asa dari Jantung Rancakalong

Agus Sulanto
0

SUMEDANG, MA — Udara sejuk Rancakalong yang biasa menggigit tulang terasa berbeda pada Rabu pagi, 6 Agustus 2025. Di pelataran sederhana TPA Ruhul Jihad Selaawi, Desa Sukahayu, hawa dingin itu luruh oleh kehangatan yang lahir dari tawa dan tatap mata penuh semangat. Para pejuang ekonomi keluarga, para pemilik warung Z-Mart dari berbagai penjuru kecamatan, berkumpul untuk merajut sebuah kisah.
Ini bukan sekadar pertemuan biasa. Acara yang bermula dari niat tulus untuk bersilaturahmi ini dengan cepat menjelma menjadi sebuah panggung terbuka. Panggung di mana setiap pemilik warung adalah pahlawan dengan ceritanya masing-masing. Di sini, mereka tidak hanya bertukar sapa, tetapi juga menyulam strategi, berbagi resep ketangguhan, dan memperkuat ikatan persaudaraan yang menjadi nyawa dari Program Z-Mart.
Di tengah aroma aneka jajanan yang dibawa sebagai "buah tangan", perbincangan mengalir begitu renyah. Ada yang berbagi trik menata barang agar warung mungilnya tampak lebih lapang dan memikat. Ada pula yang bertukar siasat jitu menaikkan omzet di tengah gempuran ekonomi yang tak menentu. Dari setiap sudut, terdengar bisik-bisik kreatif tentang bagaimana menyiasati modal terbatas menjadi keuntungan maksimal.
Setiap warung adalah sebuah novel perjuangan, dan pagi itu, halaman-halaman novel tersebut terbuka, saling menginspirasi satu sama lain.
"Acara seperti inilah yang menjadi vitamin bagi kami," tutur Nersih, salah seorang peserta, dengan mata yang tak bisa menyembunyikan binar bahagianya. "Di sini kami bisa saling belajar, tidak malu bertanya, dan yang terpenting, kami merasa tidak lagi berjuang sendirian."
Kehangatan itu mencapai puncaknya saat tikar sederhana yang tergelar seketika berubah menjadi etalase dadakan. Aneka makanan ringan, kerajinan tangan lokal, dan produk kebutuhan harian ditata penuh bangga. Aroma keripik singkong yang gurih berbaur dengan wangi manis kue basah, diiringi gelak tawa dan decak kagum. Ini bukan sekadar jual-beli, melainkan sebuah perayaan potensi, sebuah ajang saling "mencicipi" rezeki, dan fondasi untuk membangun jejaring yang lebih kuat.
Di sela-sela keakraban itu, ucapan terima kasih tulus terucap untuk BAZNAS Kabupaten Sumedang dan BAZNAS RI. Bagi mereka, Z-Mart bukanlah sekadar suntikan dana.
“Z-Mart itu lebih dari uang,” ujar seorang peserta dengan nada mantap. “Pendampingan dan pembinaan yang kami terima, itulah harta karunnya. Itulah yang membuat api semangat kami terus menyala.”
Pertemuan di Rancakalong pagi itu adalah bukti nyata. Jika satu warung adalah sehelai benang yang mungkin rapuh, maka pertemuan ini telah menenun benang-benang itu menjadi seutas tali yang kokoh. Harapan kini bukan lagi sekadar angan, melainkan sebuah proyek bersama yang fondasinya dibangun dari gotong royong, empati, dan keyakinan untuk mandiri, bersama-sama.

( Edy ms).
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)